Laptop ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang gemar bermain gim berat, namun memiliki budget terbatas.
Asus X550IU terbilang terjangkau karena hanya dilego seharga Rp 9,5 jutaan (tanpa sistem operasi/OS), cukup jauh bila dibandingkan dengan kompetitor yang memiliki spesifikasi hampir sama dengan harga yang bisa menembus belasan juta rupiah.
Untuk diketahui, Asus X550IU adalah gaming laptop pertama di Indonesia yang berarsitektur Polaris dengan tenaga AMD 7th Gen APU Bristol Ridge versi 35 Watt yaitu FX-9830P dengan kecepatan hingga 3.7 GHz.
Ditambah memori RAM tipe DDR4 dengan kapasitas 8GB berkecepatan 2133 MHz yang bisa didongkrak hingga 16GB, karena memiliki slot ganda.
Soal gudang penyimpanan, laptop berdesain stylish ini mengandalkan hard disk dengan kapasitas 1 terabyte (TB). Kerennya, Asus X550IU memiliki dua kartu grafis: R7 Graphics (512 SP) yang terdapat di dalam APU AMD FX-9830P dan Radeon RX 460.
R7 Graphics akan bekerja saat kamu hanya menggunakan laptop untuk aktivitas sehari-hari di Windows, sementara Radeon RX 460 akan aktif ketika kamu bermain gim berat. Namun, kamu juga bisa mengaktifkan keduanya secara manual.
Radeon RX 460 dilengkapi memori 4GB dengan tipe GDDR5, yang didukung 896 Stream Processor atau sama seperti varian desktopnya. GPU Radeon RX 460 memiliki kecepatan 1180 MHz, sementara memorinya berkecepatan 5000 MHz.
Desain dan Kualitas Bodi
Dari segi desain, Asus X550IU tampil identik dengan pendahulunya, X550VX. Mulai dari pilihan warna, finishing, bagian cover hingga area workstation. Cover LCD-nya dikelir hitam legam dengan glossy finishing dan sentuhan grafis (garis-garis merah) bergaya futuristik, mirip dengan jajaran gaming laptop ROG (Republic of Gamers) seri terdahulu.
Kelemahan dari glossy finishing adalah selain licin saat dipegang, juga mudah tergores benda tumpul dan mudah meninggalkan jejak sidik jari. Jadi, bagi kamu yang tangannya berkeringat, harus rajin membersihkan bagian cover agar selalu tampak bersih dan berkilau.
Keseluruhan bodi laptop berlayar 15,6 inci (full HD 1920 × 1080 piksel) ini dibalut material plastik yang cukup tebal dengan kualitas menengah. Sasis dan cover LCD-nya pun cukup kokoh dan solid hingga ke bagian tepi bodi dan area workstation.
Dengan dimensi 380mm (panjang) dan 251mm (lebar) serta ketebalan 31,7mm, laptop ini memang tidak terlalu tebal atau tipis dan juga tak terlalu besar. Akan tetapi, bobotnya yang mencapai 2,45 kg, membuatnya kurang layak untuk ditenteng sebagai teman mobilitas sehari-hari.
Apalagi, desain cooling system-nya masih tunggal sehingga tidak disarankan untuk sering memangkunya saat bekerja karena mudah panas. Belum lagi, laptop ini tidak dilengkapi dengan backlight keyboard layaknya gaming laptop pada umumnya. Namun wajar, karena harganya cukup terjangkau dan mungkin untuk memangkas biaya produksi.
Asus mengakalinya dengan memberikan warna oranye pada font di atas tuts keyboard. Namun sayang, langkah tersebut belum bisa membantu saat menggunakannya di kondisi cahaya rendah. Pantulan cahaya dari LCD, membuat tuts keyboard tetap tak terlihat dengan maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar